Monday, January 26, 2009

Sentiasa Bersyukur

Ayat bacaan: Lukas 17:18
========================
"Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"

ucapan syukur, terimakasih, thank youSulitkah mengucapkan terima kasih? Rasanya tidak akan sulit untuk mengeluarkan dua patah kata itu dari mulut kita. Tapi kenyataannya, ada banyak orang yang sulit untuk mengucapkan terima kasih. Ada seorang pemilik sebuah syarikat musik yang terkenal dan berjaya di Indonesia, dan ia ternyata merupakan salah satu orang yang sulit mengucapkan terima kasih. Apakah ia tidak menghargai? Saya merasa ucapan terimakasih dan rasa syukur itu patut kita sampaikan sebagai tanda penghargaan kita terhadap pemberian, usaha atau perbuatan orang lain. Saya yakin semua orang senang jika mendapat ucapan terima kasih. Bagi saya pribadi, itu membuat saya tahu bahwa apa yang telah saya perbuat itu dihargai.

Pagi tadi saya diingatkan akan kisah 10 orang kusta yang tertulis dalam Lukas 17:11-19. Pada suatu kali ketika Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea dalam perjalanannya menuju Yerusalem, ada 10 orang kusta yang menjumpai Yesus. Mereka memohon belas kasihan Yesus. Yesus pun menyembuhkan mereka. Namun berapa orang yang mengucap syukur dan berterimakasih atas mukjizat kesembuhan dari Yesus itu? Hanya 1 orang. Dan itupun orang Samaria. "Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria." (Lukas 17:15-16). Kemana yang lainnya? Mungkin mereka terlalu gembira karena telah sembuh, dan lupa untuk berterimakasih. Maka Yesus pun heran dan berkata: Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" (ay 17-18).

Ada banyak orang, dan mungkin kita pun pernah berlaku seperti itu. Ketika masalah menerpa, ketika kita tengah menderita penyakit, kita pun terus menerus berdoa memohon Tuhan melepaskan kita, membebaskan dan menyembuhkan kita. Tapi begitu kita lepas dari masalah, begitu kita sembuh, ketika mukjizat terjadi, kitapun menikmati itu semua secara berlebihan sehingga lupa untuk mengucap syukur atau berterimakasih kepada Tuhan. Doa lebih banyak diisi dengan "Wish list", permintaan dan permohonan ini dan itu. Orang akan terus berdoa ketika mereka perlu sesuatu, namun ketika hidup menjadi aman tanpa masalah, orang akan lupa berdoa. Tidakkah kita pun akan merasa sedih ketika apa yang kita perbuat seakan-akan tidak dihargai sama sekali oleh orang yang telah kita bantu? Saya membayangkan betapa kecewanya Tuhan dengan anak-anakNya yang tidak tahu berterima kasih. Dalam kehidupan dengan sesama manusia pun seperti itu. Sebuah ucapan terimakasih yang tulus menjadi jembatan indah sebuah hubungan yang akrab dengan orang lain. Ucapan terimakasih dan ucapan penghargaan membuat semangat orang meningkat, tenaganya meningkat, bahkan mengalirkan kasih dari diri kita kepada orang lain.

Dalam Efesus, Paulus mengingatkan kita agar selalu mengucapkan syukur atas segala sesuatu. "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita" (Efesus 5:20) Dalam surat untuk jemaat Tesalonika, ia kembali mengulangi pesan yang sama. "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18). Tidak hanya dalam keadaan cukup, tidak hanya ketika anda berada dalam zona nyaman, tapi ketika dalam himpitan masalah dan berbagai pergumulan, biasakanlah untuk tetap mengucap syukur. Karena seperti ayat bacaan kemarin berbunyi: "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar" (Yesaya 59:1) Tuhan tahu segala pergumulan kita, dan dia tetap memberikan yang terbaik lengkap dengan anugrah yang sempurna. "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran." (Yakobus 1:17). Oleh karena itu, meskipun mungkin saat ini kita masih belum melihat pertolongan Tuhan turun atas kita, janganlah putus pengharapan. Bahkan yang tidak bisa kita lihat sekalipun, yang tidak terpikirkan sebelumnya, yang tidak bisa dianalisa secara logika sekalipun dapat hadir dalam hidup kita jika kita menantikan dengan tekun. (Roma 8:25). Karena itu, hendaklah kita senantiasa mengucapkan syukur dan terimakasih, baik kepada orang lain sebagai ungkapan rasa syukur dan penghargaan atas jerih payah, pemberian maupun atas usaha mereka, terlebih kepada Tuhan atas berkat, rahmat, karunia dan penyertaanNya yang setia sepanjang hidup kita. Ucapan syukur dan memuliakan Tuhan yang keluar dari mulut kita bahkan merupakan sebuah persembahan korban syukur yang indah bagi Tuhan. "Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya." (Ibrani 13:15).

Learn how to always be thankful and say it sincerely right from your heart

1 comment:

  1. Sejuk hati saya membaca renungan yang kulindod tulis ni...amin

    ReplyDelete